Agen BRI di Tanakeke Diduga Gelapkan Uang Warga! Nelayan & Petani Rewataya Menjerit: “Kami Ditipu!”

Agen BRI di Tanakeke Diduga Gelapkan Uang Warga! Nelayan & Petani Rewataya Menjerit: “Kami Ditipu!”

Takalar, Sulsel – Sebuah drama finansial sedang terjadi di pulau kecil Tanakeke, Sulawesi Selatan. Bukan karena badai laut atau gagal panen, tapi karena dana puluhan nasabah BRI diduga digelapkan oleh orang yang paling mereka percaya yaitu agen bank sendiri.

Dialah Daeng Ngemba, sosok yang selama ini dikenal warga Desa Rewataya sebagai perpanjangan tangan BRI. Tapi kepercayaan itu kini berubah jadi amarah, kekecewaan, dan air mata. 

“Setiap bulan kami bayar. Kami bukan penunggak! Tapi tiba-tiba bank datang menagih. Kami bingung, kami marah, kami merasa dikhianati,” ujar salah satu korban, matanya berkaca-kaca.

Sekitar 40 warga, mayoritas nelayan dan petani menjadi korban dalam dugaan penggelapan ini. Mereka rutin membayar cicilan ke Daeng Ngemba, percaya penuh bahwa uang mereka akan masuk ke sistem BRI. Tapi ketika dicek, tak satu pun pembayaran itu tercatat.

Saat dikonfrontasi, Daeng Ngemba mengaku sendiri bahwa ia menggunakan uang warga untuk kepentingan pribadi. Jawaban yang membuat banyak warga hampir tak percaya. 

“Kami simpan semua bukti: kwitansi, transfer, chat WA. Tapi nyatanya... uang kami lenyap. Ini bukan cuma penipuan, ini luka batin bagi satu kampung,” kata perwakilan warga dengan suara bergetar.

Nama-nama korban terus bermunculan diantaranya Daeng Nana, Daeng Latif, Tuang Masa, Pasara Daeng Ngawing, Mantang Daeng Bau, Mamma’ Daeng Se’re... dan masih banyak lagi.

Kampung Rewataya yang dulu tenang kini berubah. Warga resah, gelisah, dan saling bertanya. “Kalau agen bisa seperti ini, siapa yang bisa kami percaya?”

Yang lebih menyakitkan, meski sudah setor, status mereka di BRI dianggap menunggak. Itu berarti mereka tetap ditagih, tetap dibebani, dan bahkan bisa masuk daftar hitam kredit.

Daeng Ngemba kini seperti lenyap ditelan bumi. Dihubungi lewat WhatsApp, nomornya tidak aktif. Tak ada permintaan maaf. Tak ada penjelasan.

BRI sendiri hingga berita ini diturunkan, belum memberikan keterangan resmi. Warga pun geram dan meminta BRI jangan cuci tangan. 

“Kami menabung, bukan untuk ditipu. BRI harus hadir, harus bertanggung jawab. Ini bukan kasus kecil. Ini soal masa depan keluarga kami,” ucap warga dengan tegas.

Kini warga sudah mengumpulkan bukti-bukti kuat yaitu Kwitansi asli, Bukti transfer digital, Tangkapan layar percakapan dan Saksi-saksi langsung.

Langkah hukum pun akan segera diambil. Polisi dan OJK diminta turun tangan, agar pelaku dihukum dan dana warga bisa kembali.

Kasus ini bukan hanya soal uang. Ini soal kepercayaan, integritas, dan keadilan. Warga Rewataya yang hidup dari laut dan ladang, kini harus menanggung beban karena kelalaian sistem dan niat buruk satu orang.

Pertanyaannya sekarang yakni apakah BRI akan bersuara? Apakah aparat akan bergerak cepat? Dan yang paling penting, apakah uang warga akan kembali?

Redaksi akan terus mengikuti perkembangan kasus ini. Bila Anda memiliki informasi tambahan, silakan hubungi kami. Suara Anda bisa menjadi bagian dari keadilan untuk Tanakeke. (TIM)