Terbongkar! Jaringan Narkoba Internasional Diduga Beroperasi dari Balik Lapas Bollangi, Ditangkap di Makassar, Diperintah dari Jeruji Besi!

Terbongkar! Jaringan Narkoba Internasional Diduga Beroperasi dari Balik Lapas Bollangi, Ditangkap di Makassar, Diperintah dari Jeruji Besi!

Makassar, Sulsel — Penangkapan dua pria di Jalan Tamangapa Raya, Makassar, oleh Subdit 3 Unit 1 Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulsel bukanlah penangkapan biasa. Di balik satu ons sabu yang mereka bawa, terbentang kisah gelap jaringan narkoba berjenjang, licin, dan diduga dikendalikan dari balik penjara.

Kedua tersangka, RS dan SJ alias ALS, bukan pemain tunggal. Berdasarkan laporan dari enam lembaga anti narkotika nasional, mereka hanyalah pion dari sindikat yang jauh lebih besar dan menakutkan jaringan narapidana dari Lapas Narkoba Bollangi, Gowa.

Dan yang paling mengejutkan yakni nama SL alias Soni Limoa muncul sebagai otak operasi, meski tengah mendekam dalam sel. SL bukan sembarang narapidana. Ia disebut-sebut sebagai jaringan Freddy Pratama, gembong narkoba kelas kakap yang kini menjadi buruan utama Mabes Polri dan BNN.

Ketua Umum Brigade Muslim Indonesia (BMI), Muhammad Zulkifli, tak tinggal diam. Ia menyebut kasus ini sebagai titik masuk untuk membongkar sindikat gelap yang diduga telah lama beroperasi di balik institusi pemasyarakatan. "Jika benar ini dikendalikan dari dalam lapas, maka kita bicara soal skandal sistemik. Polisi harus menyelam lebih dalam, bukan hanya menangkap kurir di jalanan," tegas Zulkifli.

Ia juga mendesak agar penangkapan ini dijadikan sebagai pembuka jalan menuju pengungkapan besar yang bisa dipersembahkan di momen Hari Anti Narkotika Sedunia, 26 Juni 2025. Respons cepat pun datang dari Lapas Bollangi. Begitu mendapat laporan dari Ketua BMI, Kalapas Gunawan langsung mengambil langkah tegas yakni menyita handphone milik SL, yang diduga menjadi alat komunikasi dengan kaki tangannya di luar. "Setelah saya sampaikan ke Kalapas, tindakan langsung diambil. HP disita, tidak ada kompromi. Inilah bukti sinergi yang baik antar lembaga," ujar Zulkifli.

Namun, ia menegaskan bahwa penyitaan HP hanyalah langkah awal. Pengusutan penuh, termasuk tracing digital dan keuangan, harus dilakukan demi membongkar siapa saja yang terlibat termasuk kemungkinan adanya oknum internal yang bermain mata. SL bukan nama asing di kalangan aparat penegak hukum. Ia diduga bagian dari sindikat Freddy Pratama, sosok yang disebut-sebut pengendali pasar gelap sabu dan ekstasi lintas negara.

Jika dugaan ini benar, maka penangkapan RS dan SJ adalah pintu gerbang menuju pengungkapan salah satu jaringan narkoba internasional terbesar di Indonesia saat ini. Apakah Makassar menjadi medan operasi terbaru sindikat internasional narkoba? Apakah penjara, tempat yang seharusnya jadi akhir dari kejahatan, kini justru menjadi markas baru mereka? Dan... apakah polisi akan berani membongkar semua ini sampai ke akar? Jawabannya mungkin akan kita dapatkan di Hari Anti Narkotika Sedunia, 26 Juni 2025. Publik menanti. Dan waktu terus berjalan. (TIM)